18/09/2025

OJK Pacu Pasar Modal Jadi Motor Kemandirian Ekonomi

 OJK Pacu Pasar Modal Jadi Motor Kemandirian Ekonomi

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan sambutan pada peringatan 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/8/2025).

JAKARTA (Dewannews.com) — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmen memperkuat peran pasar modal sebagai sumber pembiayaan pembangunan nasional sekaligus pendorong kemandirian dan kedaulatan ekonomi.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan hal itu dalam peringatan 48 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/8). Tahun ini, acara mengusung tema “Mewujudkan Ekonomi Mandiri, Berdaulat, dan Maju Bersama”.

Baca Juga:  Kekuatan Baru OJK di 2025: Gandeng Asosiasi Profesi Demi Keuangan yang Bersih dan Tangguh!

“Tema ini menegaskan dukungan kami terhadap program Asta Cita pemerintah melalui penguatan fungsi pasar modal. Tujuannya membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat, memperkuat kedaulatan ekonomi, serta mempercepat transformasi menuju ekonomi sejahtera dan modern,” kata Mahendra.

Ia menyebut, pada semester I 2025 ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen (yoy) berkat fondasi yang kuat dan kontribusi pasar modal. Hingga 8 Agustus 2025, IHSG berada di level 7.533,39 atau naik 6,41 persen sejak awal tahun, dengan kapitalisasi pasar Rp13.555 triliun atau naik 9,88 persen. Pasar surat utang juga menguat, tercermin dari kenaikan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) 7,42 persen menjadi 421,81.

Baca Juga:  Hingga Mei 2024, Kinerja IJK Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Masih Terjaga Stabil

Jumlah investor pasar modal terus melonjak menjadi 17,57 juta atau naik 18,15 persen sejak awal tahun, dengan 54,25 persen berusia di bawah 30 tahun. Penghimpunan dana melalui penawaran umum mencapai Rp144,78 triliun dari 128 pendaftaran, termasuk 16 emiten baru. Pasar modal syariah turut mencatat kinerja positif, dengan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menguat 17,96 persen menjadi 254,39 poin dan kapitalisasi pasar syariah menembus Rp8.485,79 triliun, naik 24,33 persen.

Reputasi pasar modal Indonesia juga terangkat di tingkat ASEAN. Skor ASEAN Corporate Governance Scorecard Indonesia naik 9 persen—tertinggi di ASEAN—dengan empat emiten masuk Top 50 ASEAN. Jumlah perusahaan berpredikat ASEAN Asset Class juga naik dari 9 menjadi 23.

Baca Juga:  OJK Pantau Ketidakpastian Global, Stabilitas Keuangan Domestik Masih Terjaga

Sementara itu, Bursa Karbon Indonesia sejak 2023 mencatat 117 pengguna jasa, volume perdagangan 1,59 juta tCO₂ ekuivalen, dan transaksi senilai Rp77,96 miliar. Tahun ini, Indonesia juga menggelar perdagangan karbon internasional perdana.

Mahendra menyampaikan, penguatan pasar modal akan difokuskan pada percepatan pencatatan emiten potensial termasuk UMKM dan startup, pengembangan instrumen inovatif seperti green bonds dan sukuk wakaf, perluasan basis investor domestik, peningkatan literasi keuangan, transformasi digital, dan penguatan sistem pengawasan terintegrasi.

Baca Juga:  Tingkatkan Literasi Keuangan, OJK Bali Edukasi Pelajar Pada Festival Anak dan Temu Kreasi 2024

Sejak perayaan tahun lalu, OJK telah menerbitkan 18 regulasi, 8.112 perizinan, menyelesaikan 434 pengaduan, dan menjatuhkan 401 sanksi dengan total denda Rp43,12 miliar.

Peringatan tahun ini juga menjadi momentum peluncuran program “Sekolah Pasar Modal untuk Negeri” dengan target 30.000 mahasiswa, pencanangan Kampus Penggerak Literasi dan Inklusi Pasar Modal, serta partisipasi pasar modal dalam program “Sekolah Rakyat”. Kegiatan Capital Market Run turut digelar untuk mengajak masyarakat berolahraga sambil belajar literasi keuangan.

Baca Juga:  Perluas Layanan LJK, OJK Perkuat Infrastruktur Sistem Layanan Informasi Keuangan

“Kami mengundang pemerintah, pelaku industri, investor, akademisi, dan masyarakat untuk bersinergi mewujudkan pasar modal inklusif, tangguh, dan berdaya saing global,” tutup Mahendra.

Tanggal 10 Agustus menjadi tonggak sejarah ketika pada 1977 pemerintah kembali mengaktifkan kegiatan bursa setelah terhenti sejak masa kolonial. (r)