Universitas Warmadewa Dorong UMKM Pesisir Kerobokan Terapkan Blue Economy
Tim pengabdian masyarakat Universitas Warmadewa memberikan pelatihan penerapan konsep Blue Economy kepada pelaku UMKM pesisir Kerobokan, Buleleng.
BULELENG (Dewannews.com) — Universitas Warmadewa mendorong pelaku UMKM di wilayah pesisir Pantai Kerobokan, Kabupaten Buleleng, untuk menerapkan konsep ekonomi biru (blue economy). Melalui program pengabdian kepada masyarakat, pendekatan ini disederhanakan agar mudah dipahami dan diimplementasikan oleh pelaku usaha lokal, dengan tujuan meningkatkan ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan pesisir.
Program ini dipimpin oleh Dr. Komang Adi Kurniawan Saputra, SE., MSA., Ak., CA, dan melibatkan kolaborasi antara akademisi, pemerintah desa, serta masyarakat lokal. “Dengan kondisi UMKM yang masih terbatas pengetahuan manajemen dan akses pasar, konsep blue economy perlu disederhanakan agar bisa langsung diterapkan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan ekonomi, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Program pengabdian ini difokuskan pada tiga aspek utama, yaitu peningkatan pemahaman konsep blue economy, penerapan mekanisme ramah lingkungan, dan penguatan strategi pemasaran.
Sebelum pelaksanaan, hanya 33 persen pelaku UMKM yang memahami prinsip dasar ekonomi biru. Setelah pelatihan dan workshop, angka tersebut meningkat menjadi 67 persen. Materi pelatihan mencakup pengelolaan sumber daya berkelanjutan, efisiensi energi, pengurangan limbah, dan strategi pemasaran digital untuk memperluas pasar produk ramah lingkungan.
Penerapan prinsip blue economy dilakukan pada dua sektor utama, yakni peternakan ayam petelur dan perdagangan ikan.
Pada sektor peternakan, limbah kotoran ayam yang sebelumnya mencemari sungai kini diolah menjadi pupuk organik melalui proses fermentasi EM4. Limbah tersebut juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar biogas untuk kebutuhan energi rumah tangga. Sistem closed housedengan lantai slatted floor diterapkan untuk memudahkan pengumpulan kotoran dan mengurangi bau, sementara sisa pakan diolah menjadi pakan campuran atau kompos.
Di sektor perdagangan ikan, limbah seperti tulang dan kulit diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti keripik dan olahan kreatif lainnya. Pelatihan pemasaran digital membantu pelaku UMKM memasarkan produk ke pasar yang lebih luas. Setelah penerapan praktik berkelanjutan, banyak pelaku usaha melaporkan peningkatan pendapatan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi Universitas Warmadewa, khususnya dalam bidang pengabdian masyarakat. Melalui program ini, mahasiswa juga dilibatkan secara langsung untuk menerapkan ilmu di lapangan dan berinteraksi dengan masyarakat.
“Program ini tidak hanya memberdayakan UMKM, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran bagi mahasiswa untuk berkontribusi nyata,” ujar perwakilan tim pengabdian Warmadewa.
Keberhasilan program turut didukung pemerintah desa dan lembaga lokal. Sebagai tindak lanjut, direncanakan pembangunan Sentra Pengolahan Limbah Terpadu di Desa Kerobokan untuk menjaga keberlanjutan penerapan prinsip blue economy dalam jangka panjang.
Penerapan ekonomi biru di wilayah pesisir Kerobokan menjadi contoh sinergi antara perguruan tinggi, masyarakat, dan pemerintah dalam membangun ekonomi lokal yang berkelanjutan serta ramah lingkungan. (r)
