25/10/2025

Gemakan Warisan Leluhur, Sekaa Gong Wira Agra Kusuma Pentas Penuh Bhakti di PKB 2025

 Gemakan Warisan Leluhur, Sekaa Gong Wira Agra Kusuma Pentas Penuh Bhakti di PKB 2025

Fragmen “Sabda Prawara” dari Sekaa Gong Wira Agra Kusuma pada Utsawa (Parade) Gong Kebyar Dewasa. PKB ke-47, Jumat (11/07/2025) malam di Panggung Ardha Candra, Taman Budaya Denpasar.

DENPASAR (Dewannews.com) — Kabupaten Badung kembali menegaskan eksistensinya sebagai poros seni budaya Bali dalam gelaran akbar Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47. Bertempat di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali, Jumat (11/7/2025) malam, duta seni Badung tampil memesona lewat pertunjukan yang menyatukan estetika, spiritualitas, dan kekuatan narasi budaya.

Adalah Sekaa Gong Wira Agra Kusuma dari Desa Adat Blahkiuh yang dipercaya mengemban peran sebagai wakil Badung pada Utsawa (Parade) Gong Kebyar Dewasa PKB 2025. Tiga karya unggulan mereka—Tabuh Giri Kusuma, Tari Kreasi Kekebyaran “Kakundur”, dan Fragmentari “Sabda Prawara”—berhasil membius ribuan penonton. Riuh tepuk tangan menggema sepanjang malam, menjadi saksi keagungan seni yang mengalir dari panggung ke hati.

Baca Juga:  Peringati Hari Lahir Pancasila: Pemerintah Badung Ajak Generasi Muda Teguhkan Persatuan

Penampilan Gong Kebyar Dewasa Sekaa Gong Wira Agra Kusuma malam itu turut disaksikan langsung oleh Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa bersama Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Badung, Ny. Seniasih Adi Arnawa. Hadir pula Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Dewan Organisasi Riset Daerah (DORD) Badung, serta jajaran Pemerintah Kabupaten Badung. Dukungan penuh dari pemerintah daerah ini menjadi bukti nyata komitmen dalam menjaga nyala warisan seni dan budaya Bali.

Koordinator sekaa, I Wayan Sandiyasa, menekankan bahwa karya-karya yang dibawakan bukan sekadar tontonan, melainkan tuntunan—lahir dari nilai-nilai luhur yang hidup dalam masyarakat Bali.

Baca Juga:  Bupati Adi Arnawa Dorong Inovasi Lewat Badung Education Fair 2025

Seluruh garapan yang dipentaskan malam itu juga terinspirasi dari Pura Luhur Khayangan Jagat Giri Kusuma, pura besar yang disucikan di Desa Blahkiuh. Pura ini diyakini sebagai sumber kesejahteraan dan ketentraman bagi masyarakat Blahkiuh, sekaligus menjadi pusat spiritual yang memberi arah dan kekuatan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai suci dan filosofi luhur dari Pura Giri Kusuma mengalir kuat dalam setiap detak seni yang dibawakan.

Tabuh Giri Kusuma adalah ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta dan semesta. Komposisinya mencerminkan harmoni antara manusia, alam, dan roh—selaras dengan semangat Jagat Kertih yang kami pegang,” ujar Sandiyasa.

Gamelan mengalun dalam dinamika yang tenang namun menggugah, menyiratkan keteraturan semesta yang damai dan selaras.

Baca Juga:  Sekda Denpasar, Alit Wiradana Buka Sosialisasi dan Edukasi Keterbukaan Informasi Publik

Karya kedua, Tari Kreasi Kekebyaran “Kakundur”, memancarkan energi luar biasa. Terinspirasi dari sosok spiritual Hyang Ratu Panji, tarian ini melambangkan Desa Blahkiuh sebagai benteng budaya yang teguh, tak gentar diterpa zaman. Jiwa pelindung dari Hyang Ratu Panji yang dipuja di Pura Giri Kusuma menjadi simbol kekuatan spiritual dan keteguhan identitas budaya.

Sebagai penutup, Fragmentari “Sabda Prawara” mengangkat kisah epik seorang raja yang dihadapkan pada konflik batin antara cinta, kekuasaan, dan dharma. Sebuah narasi reflektif tentang betapa sabda seorang pemimpin dapat menjadi cahaya penuntun, atau sebaliknya, api yang membakar.

Baca Juga:  FK3D Jadi Ujung Tombak, Bupati Badung Beri Arahan

“Ini tentang kekuatan kata. Ketika nafsu dan kebijaksanaan bertarung dalam diri seorang raja, yang paling menentukan adalah sabdanya,” tutur Sandiyasa.

Malam itu, Ardha Candra benar-benar menjadi panggung semesta—tempat di mana seni bukan sekadar pertunjukan, tetapi juga doa dan harapan.

Baca Juga:  Dorong Angkutan Publik, Bupati Adi Arnawa Tandatangani MoU Trans Metro Dewata

Badung sekali lagi membuktikan: seni adalah warisan yang hidup, napas yang abadi, dan Pesta Kesenian Bali  adalah altar di mana semesta menari dengan sujud bhakti. (jk)