14/11/2025

Keuangan Nasional Aman, Ekonomi Indonesia Kian Solid di Akhir 2025

 Keuangan Nasional Aman, Ekonomi Indonesia Kian Solid di Akhir 2025

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar

JAKARTA (Dewannews.com) – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan stabilitas sistem keuangan (SSK) nasional tetap terjaga pada triwulan III 2025 dan terus memberikan dukungan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. KSSK yang beranggotakan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menegaskan komitmennya memperkuat koordinasi kebijakan lintas lembaga untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyampaikan bahwa kondisi stabilitas sistem keuangan Indonesia masih berada pada level yang sangat baik dan mampu mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional. “Sinergi kebijakan KSSK terbukti efektif dalam menjaga stabilitas sistem keuangan sekaligus mendorong sektor keuangan agar tetap mampu menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif, terutama UMKM dan industri prioritas,” ujarnya dalam keterangan resmi KSSK, Senin (3/11).

Baca Juga:  Layani Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi Tahun 2024, Kanwil DJP Bali Buka Layanan Pajak di Mal

Secara global, perekonomian dunia mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan setelah sempat dilanda ketidakpastian akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat. IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi 3,2 persen, meskipun masih di bawah realisasi 2024 sebesar 3,3 persen. Di tengah dinamika tersebut, ekonomi Indonesia tetap solid dan diproyeksikan mencapai target pemerintah dengan pertumbuhan 5,2 persen pada 2025. Konsumsi rumah tangga dan investasi terjaga kuat, didukung surplus neraca perdagangan yang mencapai USD14 miliar serta meningkatnya aktivitas manufaktur dan penjualan ritel. Pemerintah juga menggelontorkan stimulus ekonomi senilai Rp34,2 triliun dan menempatkan kas Rp200 triliun untuk memperkuat likuiditas, yang mendorong pertumbuhan uang beredar hingga 8,0 persen (yoy).

Ketahanan eksternal Indonesia pun tetap solid dengan cadangan devisa mencapai USD148,7 miliar atau setara enam bulan impor. Nilai tukar Rupiah yang sempat melemah pada September, kembali menguat ke posisi Rp16.630 per dolar AS di akhir Oktober 2025 berkat langkah stabilisasi Bank Indonesia dan kebijakan penguatan Devisa Hasil Ekspor (DHE) sektor sumber daya alam. Tekanan inflasi juga tetap terkendali dalam kisaran sasaran dengan inflasi IHK 2,86 persen (yoy) pada Oktober, ditopang sinergi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP/TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Baca Juga:  Lima Tahun Kepemimpinan Menteri BUMN, Digitalisasi Layanan PLN Mobile Dinikmati Jutaan Pelanggan di Bali

Dari sisi kebijakan, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan pro-stability and growth dengan menurunkan BI-Rate secara bertahap hingga 4,75 persen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi tetap rendah. BI juga memperkuat kebijakan makroprudensial melalui insentif likuiditas hingga 5,5 persen dari dana pihak ketiga (DPK) untuk sektor prioritas seperti pertanian, industri, pariwisata, dan UMKM. Di sisi lain, OJK memperluas akses pembiayaan bagi UMKM, memperkuat tata kelola rekening perbankan, serta mendorong penyaluran kredit yang lebih inklusif. LPS pun memastikan tingkat kepercayaan masyarakat tetap tinggi dengan cakupan penjaminan simpanan di atas 90 persen dari total rekening nasional serta mempersiapkan implementasi program penjaminan polis asuransi.

KSSK menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sinergi kebijakan dalam menghadapi potensi risiko global, termasuk gejolak geopolitik dan volatilitas pasar keuangan. Ke depan, pemerintah bersama BI, OJK, dan LPS akan menuntaskan penyusunan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) secara kredibel dan inklusif. Dengan koordinasi kebijakan yang erat dan stimulus ekonomi yang terarah, stabilitas sistem keuangan diharapkan tetap terjaga, sekaligus menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan menuju 2026. (r)