13/11/2025

Kinerja Industri Jasa Keuangan Bali Stabil dan Resilien hingga Juni 2025

 Kinerja Industri Jasa Keuangan Bali Stabil dan Resilien hingga Juni 2025

Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, menyampaikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Satgas PASTI Semester I Tahun 2025 di Denpasar (18/6).

DENPASAR (Dewannews.com) – Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali tercatat tetap stabil dan resilien hingga Juni 2025. Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, dalam siaran pers yang diterima redaksi dewannews pada Senin (15/9/2025) menyampaikan bahwa kondisi positif ini ditopang oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang terjaga. Penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan tren peningkatan.

Berdasarkan data OJK, penyaluran kredit perbankan di Bali mencapai Rp115,82 triliun atau tumbuh 6,82 persen secara tahunan (yoy), lebih tinggi dibandingkan Mei 2025 yang tumbuh 6,41 persen yoy. Pertumbuhan tersebut didorong oleh kenaikan kredit investasi sebesar Rp4,59 triliun atau tumbuh 14,08 persen yoy. Kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mendominasi dengan porsi 51,22 persen dari total kredit dan pertumbuhan 3,39 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan tingkat nasional yang masing-masing sebesar 19,31 persen dan 2,22 persen yoy.

Baca Juga:  OJK Bali: Industri Jasa Keuangan Stabil, Pasar Modal Melesat

Dari sisi sektor ekonomi, penyaluran kredit terbesar tercatat pada sektor Bukan Lapangan Usaha (33,64 persen) dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran (28,06 persen). Pertumbuhan kredit juga disumbang oleh sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang bertambah Rp1,68 triliun atau tumbuh 13,91 persen yoy. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross sebesar 3,08 persen, turun dibandingkan Juni 2024 yang sebesar 3,32 persen, sementara NPL net tercatat 2,15 persen.

Penghimpunan DPK perbankan di Bali mencapai Rp200,25 triliun atau tumbuh 9,90 persen yoy pada Juni 2025, meningkat dibandingkan Mei 2025 yang tumbuh 9,05 persen yoy. Fungsi intermediasi tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada pada level 57,84 persen. Sementara itu, ketahanan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga tetap kuat dengan Cash Ratio (CR) 14,34 persen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) 33,23 persen, jauh di atas ambang batas ketentuan.

Baca Juga:  Kinerja Sektor Jasa Keuangan Bali April 2025 Tumbuh Positif, Kredit dan DPK Meningkat

Di sektor pasar modal, jumlah investor saham di Bali tercatat sebanyak 160.067 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 24,29 persen yoy. Nilai kepemilikan saham mencapai Rp5,81 triliun (tumbuh 22,70 persen yoy) dan nilai transaksi saham mencapai Rp3,54 triliun atau melonjak 143,07 persen yoy. Untuk sektor pembiayaan, piutang perusahaan pembiayaan di Bali mencapai Rp11,76 triliun atau tumbuh 3,89 persen yoy, sementara pembiayaan melalui modal ventura mencapai Rp94,28 miliar dengan tingkat pembiayaan bermasalah yang relatif rendah dan terkendali.

Selain itu, OJK Provinsi Bali juga gencar meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Selama 2025 hingga Juli, tercatat 122 kegiatan edukasi keuangan di seluruh kabupaten/kota yang menjangkau lebih dari 16.743 orang serta edukasi melalui media sosial yang mencapai 147.464 orang. Program unggulan seperti KKN Literasi dan Inklusi Keuangan (KKN LIK) di 50 desa bersama perguruan tinggi, edukasi Ngiring ke Banjar, dan pelatihan bagi Satgas PASTI menjadi bagian strategi OJK dalam memperluas literasi keuangan masyarakat.

Baca Juga:  Industri Jasa Keuangan Bali-Nusra Stabil, Kredit dan DPK Tumbuh Positif hingga Mei 2025

Kristrianti Puji Rahayu menegaskan OJK terus mendukung penguatan industri jasa keuangan di Bali melalui kebijakan yang mendorong pembiayaan berkelanjutan dan penguatan pengawasan agar sektor jasa keuangan tetap stabil dan tumbuh secara berkesinambungan. (r)