15/11/2025

Mengharumkan Indonesia, Dosen Unwar Raih L’Oréal-UNESCO FWIS 2025

 Mengharumkan Indonesia, Dosen Unwar Raih L’Oréal-UNESCO FWIS 2025

Para penerima L’Oréal–UNESCO For Women in Science National Fellowship 2025 berpose bersama seusai penyerahan penghargaan di Jakarta.

DENPASAR (Dewannews.com) – Prestasi membanggakan kembali diraih Universitas Warmadewa (Unwar). Salah satu dosennya, Anak Agung Dewi Megawati, Ph.D, berhasil mengharumkan nama Unwar di kancah internasional setelah dinobatkan sebagai penerima penghargaan L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2025, bersama tiga ilmuwan perempuan Indonesia lainnya.

Penghargaan bergengsi ini diberikan kepada perempuan peneliti yang menunjukkan kontribusi luar biasa di bidang sains dan teknologi. Dalam ajang berskala internasional tersebut, Agung Megawati berhasil mencuri perhatian melalui risetnya “Terapi mRNA antivirus spektrum luas untuk penyakit yang ditularkan oleh nyamuk”.

Baca Juga:  PKM Unwar Dorong Inovasi Usaha Kue Tradisional di Badung

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unwar ini mengembangkan terapi berbasis mRNA inovatif yang dirancang sebagai antivirus broad-spectrum, yakni mampu menargetkan tidak hanya virus dengue, tetapi juga berbagai virus lain yang disebarkan oleh nyamuk. Penelitian ini berpotensi menjadi terobosan besar dalam pengendalian penyakit infeksi tropis seperti demam berdarah, chikungunya, zika, dan japanese encephalitis.

Selain memberikan kontribusi ilmiah penting, riset ini juga memperkuat kolaborasi riset internasional antara Indonesia dan University of California, Davis (UC Davis), tempat Agung Megawati menempuh pendidikan doktoralnya. Melalui kerja sama tersebut, ia berharap dapat memperkuat kapasitas riset biomedis nasional dan memberdayakan ilmuwan perempuan Indonesia untuk berkiprah di panggung bioteknologi global.

Baca Juga:  Perkuat Sektor Pertanian dan  Keberlanjutan Produksi Pangan Lokal, Pemkot Denpasar Serahkan Bantuan Hibah Kepada Petani

Saat ditemui di Kampus Unwar, Kamis (13/11), Agung Megawati mengungkapkan bahwa riset ini telah ia tekuni sejak tahun 2018 saat menjalani studi S3 di UC Davis. “Proses riset ini memakan waktu sekitar lima hingga enam tahun, termasuk masa post-doktoral. Kami bahkan sudah mengajukan paten internasional untuk hasil riset awal ini,” ujarnya.

Menurutnya, penghargaan FWIS 2025 tidak hanya menilai hasil riset, tetapi juga mempertimbangkan kolaborasi, dampak penelitian, serta potensi implementasinya. Proposal riset yang diajukan harus mampu meyakinkan dewan juri bahwa penelitian tersebut memiliki dukungan kuat dari berbagai pihak dan dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat.

Baca Juga:  Monica Dipecat dengan Tidak Hormat oleh Peradi SAI Lantaran Etik

Dari lebih dari 150 proposal yang masuk, hanya 10 peneliti terpilih yang lolos ke tahap wawancara, 5 dari bidang life science dan 5 dari bidang teknik. “Saya termasuk dua orang dari bidang life science yang akhirnya terpilih. Satu lainnya dari ITB,” ungkapnya bangga.

Motivasi awal risetnya muncul dari kepeduliannya terhadap tingginya kasus penyakit yang ditularkan nyamuk di Indonesia, terutama demam berdarah yang masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat. “Sampai saat ini vaksin untuk demam berdarah masih terbatas dan obatnya belum ada. Kami berharap dapat mengembangkan antivirus universal yang bisa menghambat berbagai jenis virus yang ditularkan nyamuk,” tambahnya.

Baca Juga:  Mahasiswa Unmas Denpasar Berikan Program Kerja Positif untuk Desa Guwang

Rektor Universitas Warmadewa, Prof. Dr. Ir. I Gde Suranaya Pandit, MP, menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian luar biasa tersebut. Menurutnya, penghargaan ini menjadi tolak ukur kemampuan riset Unwar di tingkat nasional dan internasional.

“Riset ini sangat bermanfaat, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga dunia, termasuk sektor pariwisata yang terdampak oleh penyakit tropis. Ini momentum penting bagi peneliti-peneliti muda, khususnya perempuan di Unwar, untuk berani bersaing secara global,” ujar Prof. Pandit.

Baca Juga:  Tekad R. Ajeng Ayu Citra R. Bacaleg DPRD Bali No. 6 Dapil Denpasar Majukan UMKM

Ia menambahkan, program FWIS merupakan wadah penting bagi ilmuwan perempuan untuk menunjukkan potensi dan kontribusinya bagi kemajuan ilmu pengetahuan. “Dengan semangat Sapta Bayu, kami berharap akan lahir lebih banyak peneliti perempuan Warmadewa yang siap membawa nama kampus ke kancah internasional,” tegasnya.

Saat penyerahan penghargaan di Auditorium Graha Diktisaintek, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025), Prof. Stella Christie, selaku Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, menegaskan pentingnya peningkatan partisipasi perempuan dalam dunia sains.

Baca Juga:  Lulusan Teknik Unmas Siap Bersaing di Pasar Global

“Bukti ilmiah menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki dalam bidang sains dan matematika. Kesenjangan yang masih terjadi adalah kerugian bagi negara. Kita tidak boleh menyia-nyiakan potensi terbaik bangsa,” ujarnya.

Sementara itu, President Director L’Oréal Indonesia, Benjamin Rachow, mengatakan bahwa melalui program FWIS, L’Oréal ingin berkontribusi memberikan makna dan dampak positif bagi kehidupan manusia melalui inovasi dan pemberdayaan perempuan ilmuwan.

Baca Juga:  Bagikan 1500 Bibit Cabai ke Warga, Upaya Tingkatkan Ketahanan Pangan

Selain Anak Agung Dewi Megawati, tiga ilmuwan perempuan lainnya yang menerima penghargaan FWIS 2025 adalah, Dr. Maria Apriliani Gani (Institut Teknologi Bandung) dengan riset pengembangan model seluler untuk terapi osteoporosis berbasis tanaman obat lokal. Selanjutnya Dr.rer.nat. Lutviasari Nuraini (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dengan riset material implan berbasis magnesium untuk regenerasi tulang, dan Helen Julian, Ph.D (Institut Teknologi Bandung) dengan penelitian teknologi pengolahan limbah kelapa sawit menjadi sumber daya bernilai tinggi.

Capaian Anak Agung Dewi Megawati menjadi bukti bahwa ilmuwan perempuan Indonesia mampu bersaing di panggung dunia, membawa semangat baru dalam dunia riset, dan menegaskan posisi Unwar sebagai salah satu pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang berdaya saing global. (r)