14/10/2025

OJK Bali: Industri Jasa Keuangan Stabil, Pasar Modal Melesat

 OJK Bali: Industri Jasa Keuangan Stabil, Pasar Modal Melesat

Kepala OJK Provinsi Bali, Kristiantri Puji Rahayu. Foto : Hms OJK Bali

DENPASAR (Dewannews.com) — Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat kinerja industri jasa keuangan di Bali tetap stabil dan tumbuh positif hingga Juli 2025. Hal ini tercermin dari fungsi intermediasi perbankan yang berjalan baik, likuiditas dan permodalan yang kuat, serta peningkatan penyaluran kredit kepada sektor produktif, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, menyampaikan hal tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima oleh redaksi Dewannews.com di Denpasar, Selasa (7/10/2025). Ia menegaskan, tren positif ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap prospek ekonomi Bali yang terus membaik.

Baca Juga:  Koordinasi KPU Bali: Fokus Pemutakhiran Data Pemilih dan SIPOL Parpol

Penyaluran kredit oleh bank umum dan BPR di Bali mencapai Rp116,26 triliun atau tumbuh 6,50 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan terutama didorong oleh peningkatan kredit investasi sebesar Rp4,51 triliun atau 13,61 persen yoy. Dari total kredit tersebut, 51,19 persen disalurkan kepada sektor UMKM dengan pertumbuhan 3,17 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Kristrianti menuturkan, sektor perdagangan besar dan eceran mendominasi penyaluran kredit (28,03 persen), disusul sektor bukan lapangan usaha (33,71 persen) serta penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh signifikan 13,14 persen yoy.

Baca Juga:  Menuju Jembrana Emas 2026, OJK Bali Beri Edukasi Kepada 1000 UMKM

Kualitas kredit juga tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross menurun menjadi 3,06 persen dari 3,32 persen pada periode yang sama tahun lalu. NPL net berada di level 2,15 persen. Kristrianti menjelaskan, penurunan rasio kredit bermasalah ini turut didukung penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi pembiayaan, yang menurunkan Loan at Risk (LaR) ke 10,43 persen dari sebelumnya 14,51 persen yoy. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh 9,42 persen yoy menjadi Rp202,85 triliun, terutama ditopang oleh kenaikan tabungan masyarakat.

Baca Juga:  Jelang Pesta Demokrasi 2024, PLN Ajak Masyarakat Bali Perhatikan Jarak Aman Pasang APK

Pertumbuhan positif juga terlihat di sektor pasar modal. Jumlah investor saham di Bali melonjak 25,87 persen yoy menjadi 163.889 investor per Juli 2025. Nilai kepemilikan saham naik signifikan menjadi Rp6,21 triliun (tumbuh 30,43 persen yoy), sementara nilai transaksi saham meningkat 65,27 persen yoy menjadi Rp3,54 triliun. Investor reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN) juga tumbuh dua digit, masing-masing 20,22 persen dan 17,45 persen yoy. Kristrianti menyebut, peningkatan ini menunjukkan minat masyarakat terhadap instrumen investasi terus menguat.

Baca Juga:  Kredit di Bali-Nusra Tembus Rp231 Triliun, Cek Sektor Paling Dilirik!

Di sisi lain, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan mencapai Rp11,89 triliun atau tumbuh 8,55 persen yoy, dengan tingkat pembiayaan bermasalah yang relatif rendah sebesar 1,37 persen. Pembiayaan melalui modal ventura juga meningkat 9,52 persen yoy menjadi Rp99,43 miliar. Menurut Kristrianti, kinerja ini menunjukkan peran lembaga keuangan non-bank dalam mendukung aktivitas ekonomi lokal semakin kuat dan stabil.

Baca Juga:  Wawali Arya Wibawa Ajak Kolaborasi Selesaikan Permasalahan Kesehatan

Selain penguatan kinerja keuangan, OJK Bali terus mendorong literasi dan inklusi keuangan masyarakat melalui 1.404 kegiatan edukasi hingga Agustus 2025, menjangkau lebih dari 610 ribu peserta di seluruh Bali. Program dilakukan secara tatap muka dan daring, menyasar pelajar, ASN, UMKM, hingga penyandang disabilitas. Kristrianti juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai investasi ilegal dan selalu memastikan produk keuangan yang digunakan “Legal dan Logis”. Masyarakat dapat melaporkan aktivitas keuangan ilegal melalui laman www.sipasti.ojk.go.id atau Kontak OJK 157. (r)