02/12/2025

Topeng Bondres “Damar Sasangka” Soroti Makna Aci Tulak Tunggul dan Krisis Subak

 Topeng Bondres “Damar Sasangka” Soroti Makna Aci Tulak Tunggul dan Krisis Subak

Topeng Bondres Baris Keraras tampil memukau dalam pementasan “Damar Sasangka” oleh Sanggar Bajra Geni, Banjar Batu, Mengwi, sebagai duta seni Kabupaten Badung di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, Rabu (9/7/2025) di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Provinsi Bali. (Foto: Dok. Kominfo Kab. Badung)

DENPASAR (Dewannews.com) – Panggung Kalangan Ayodya, Taman Budaya Provinsi Bali, kembali menjadi ruang sakral seni dalam perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, Rabu (9/7/2025). Kali ini, Sanggar Seni Bajra Geni dari Banjar Batu, Desa Mengwi, tampil sebagai duta Kabupaten Badung dengan mempersembahkan pertunjukan Topeng Bondres bertajuk “Damar Sasangka”.

Mengusung kisah penuh nilai, “Damar Sasangka” mengangkat sosok pemimpin sejati sebagai pelita di tengah kegelapan. Tokoh utamanya, Ida Cokorda Nyoman Mayun, Raja Kawya Pura, digambarkan menghadapi krisis di Subak Batan Tanjung yang dilanda kekeringan dan konflik internal.

Baca Juga:  Wabup Alit Sucipta Hadiri HUT STT. Suka Karya & Buka Festival Tari se-Bali

Alih-alih mengambil keputusan cepat, sang raja memilih laku tapa di Pucak Pengelengan. Dari sana, ia menerima wahyu untuk menggelar upacara Aci Tulak Tunggul di Dam Pura Taman Ayun—ritual sakral yang menggunakan pekelem ulam suci dan diiringi tari Baris Keraras, sebuah warisan budaya yang hingga kini lestari dalam piodalan Pura Taman Ayun.

Pertunjukan ini tak hanya mengangkat tema kepemimpinan spiritual, tetapi juga menyuarakan pentingnya pelestarian lingkungan, khususnya air sebagai sumber kehidupan. Di tengah tantangan modern, pesan ini terasa relevan: pemimpin sejati harus mampu menjaga harmoni antara buana agung (alam semesta) dan buana alit (diri manusia).

Baca Juga:  Nyoman Liang Laporkan Perusakan ke Polresta dan Bantah Akte Pembatalan Pembelian Tanah Badak Agung

Pertunjukan diawali dengan tabuh pembuka dan tiga sajian topeng khas: Topeng Keras, Topeng Tua, dan Topeng Bondres Monyer Manis, yang menyuguhkan spektrum karakter Bali—dari yang berwibawa hingga jenaka dan satir.

Pembina tari, Anak Agung Bagus Sudarma, menyebut pementasan ini terinspirasi dari Babad Mengwi, khususnya bagian tentang Aci Tulak Tunggul. Ia menyatakan bahwa karya ini adalah bentuk pelestarian budaya dan sistem pertanian Bali, sekaligus penghormatan pada nilai-nilai Subak. “Ini tentang pentingnya air, bendungan, dan harmonisasi kehidupan,” ujarnya.

Baca Juga:  Bupati Adi Arnawa Sidak ke RSD Mangusada, Ini Temuannya!

Persiapan pentas berlangsung sejak Maret 2025, melibatkan 50 seniman penari dan penabuh. “Hari ini puncak ekspresi dan kreativitas kami. Terima kasih kepada Pemprov Bali atas ruang ekspresi budaya lewat PKB,” katanya.

Sementara itu, pembina tabuh I Wayan Griya mengapresiasi peran Kabupaten Badung dalam membangkitkan seni tradisi. “Ini kali pertama kami tampil sebagai duta Badung di PKB dengan Topeng kreatif. Terima kasih untuk semua penabuh muda yang penuh dedikasi,” tuturnya.

Baca Juga:  Wabup Badung Apresiasi Kreativitas Barista Kopi Bali dalam Perayaan Bulan Bung Karno

Ia juga menekankan pentingnya seni sebagai ruang pembinaan generasi muda. “Lewat seni, anak-anak muda menjauh dari aktivitas negatif dan belajar banyak hal dalam hidup,” tegasnya.

Ia menambahkan, pembinaan seni di Badung kini berjalan lebih terstruktur dan menyeluruh. “Dari desa, kecamatan hingga kabupaten, ada sinergi kuat antara pelaku seni dan pemerintah,” ujarnya.

Baca Juga:  Bale Desa Adat Kerobokan Diresmikan, Wadah Musyawarah Masyarakat Adat dan Dinas

Pagelaran “Damar Sasangka” tak sekadar pertunjukan visual, tetapi juga refleksi tentang kepemimpinan yang bertanggung jawab, spiritual, dan membumi. Penonton diajak tertawa, merenung, sekaligus belajar: tentang pentingnya air, perjuangan petani, dan jalan sunyi seorang pemimpin demi menemukan cahaya.

Dengan narasi kuat dan estetika tinggi, Sanggar Bajra Geni membuktikan bahwa seni adalah ruang edukasi, kontemplasi, dan pelestarian nilai luhur yang abadi. (r)