29/06/2025

Sektor Jasa Keuangan Tangguh, Ekonomi Nasional Makin Tumbuh!

 Sektor Jasa Keuangan Tangguh, Ekonomi Nasional Makin Tumbuh!

Stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga, mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. OJK terus memantau pasar modal, perbankan, dan bursa karbon untuk memastikan resilience sektor keuangan demi kemajuan Indonesia.

JAKARTA (Dewannews.com) — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) tetap terjaga meskipun tensi perdagangan global dan ketegangan geopolitik masih menghantui pasar keuangan. Hal ini disampaikan dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 28 Mei 2025.

Perkembangan global menunjukkan kabar baik, di mana kesepakatan dagang antara AS dan Inggris serta kesepakatan sementara AS–Tiongkok berhasil menurunkan tensi perdagangan internasional. Alhasil, pasar global pun menguat dan volatilitas menurun, memicu capital inflow ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Juga:  OJK Perketat Regulasi PVML, 12 Aturan Baru Diterbitkan

Di dalam negeri, ekonomi tetap solid dengan pertumbuhan 4,87 persen pada kuartal I-2025. Konsumsi rumah tangga menjadi motor penggerak dengan pertumbuhan 4,89 persen. Inflasi tetap terkendali di level 1,95 persen. Surplus neraca perdagangan terus berlanjut, defisit transaksi berjalan turun ke 0,05 persen PDB, dan cadangan devisa stabil di level tinggi.

OJK juga menegaskan dukungannya terhadap langkah pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional melalui paket insentif ekonomi yang akan digulirkan pada Juni 2025. Kolaborasi lintas sektor pun diperkuat untuk mendukung UMKM, pendalaman pasar keuangan, dan optimalisasi pembiayaan yang lebih inklusif.

Baca Juga:  OJK dan BPS Berkolaborasi Persiapkan SNLIK 2024

Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Bursa Karbon

Pasar saham domestik menunjukkan penguatan mtd 6,04 persen ke level 7.175,82 — salah satu yang terbaik di kawasan regional. Kapitalisasi pasar naik 6,11 persen menjadi Rp12.420 triliun. Investor asing kembali mencatat net buy Rp5,53 triliun.

Sektor-sektor seperti basic material dan energi mendominasi penguatan, sementara sektor teknologi justru melemah. Pasar obligasi juga menguat dengan yield SBN turun 4,76 bps mtd.

Baca Juga:  Wawali Arya Wibawa Dorong Pelaku Usaha Naik Kelas, Perkuat Ketahanan Ekonomi Masyarakat

Sementara di industri pengelolaan investasi, AUM naik 1,91 persen menjadi Rp848,88 triliun. Nilai NAB reksa dana naik 3,16 persen, menunjukkan minat investasi yang tetap tinggi.

Penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp65,56 triliun, termasuk 6 emiten baru. Pipeline penawaran umum masih ramai dengan 85 emiten yang siap IPO.

Bursa Karbon juga menunjukkan geliat positif dengan 112 pengguna jasa tercatat sejak diluncurkan 2023, menghasilkan nilai transaksi Rp77,95 miliar.

Baca Juga:  Satgas PASTI OJK Blokir 585 Pinjol dan Pinpri Ilegal

Sektor Perbankan Tetap Resilien

Kredit tumbuh 8,88 persen yoy menjadi Rp7.960,94 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga naik 4,55 persen yoy ke Rp9.047 triliun. Likuiditas perbankan tetap aman dengan rasio AL/NCD 111,32 persen.

Kualitas kredit stabil dengan rasio NPL gross 2,24 persen dan NPL net 0,83 persen. Loan at Risk (LaR) juga relatif rendah 9,92 persen. CAR masih tinggi di 25,43 persen.

Baca Juga:  Menteri BUMN Tetapkan Jajaran Komisaris Baru PLN, Nawal Nely Gantikan Tedi Bharata

OJK juga terus memerangi judi online dengan memblokir ±17.026 rekening, serta mendorong bank melakukan investigasi mendalam.

Dengan kolaborasi lintas sektor dan kebijakan yang tepat sasaran, sektor jasa keuangan dipastikan mampu menjaga stabilitas ekonomi nasional dan mendorong pertumbuhan Indonesia ke depan. (r)