Bali Tuan Rumah WTN SUMMIT TIME 2023
Bali (dewanews.com) – Bali mendapat kehormatan menjadi tuan rumah acara internasional bergengsi, World Tourism Network (WTN) SUMMIT – TIME 2023, yang merupakan Global Executive Summit pertama yang akan diadakan oleh World Tourism Network (WTN), berlangsung di Renaissance Resort and Spa, Uluwatu, Bali pada tanggal 29-30 September 2023. Summit ini akan menyoroti peran penting bisnis/Usaha berskala Kecil dan Menengah (UKM) dalam industri perjalanan dan pariwisata global, dan ajang ini mengundang serta melibatkan anggota WTN di 133 negara secara offline dan online (hybrid).
“Kami sangat gembira bisa bertemu di Bali dan belajar dari teman-teman dari Indonesia tentang tantangan, pencapaian, dan rencana mereka serta memastikan bahwa UKM selalu memainkan peran yang layak dalam keseluruhan struktur pariwisata mereka. Saya berharap summit yang pertama ini akan lebih dari sekadar memberi inspirasi dan meletakkan dasar bagi banyak kelompok kepentingan dan kegiatan baru sepanjang tahun ini.” kata Pendiri dan Ketua WTN Juergen Steinmetz dalam siaran persnya, Selasa (6/9/2023).
Pihaknya juga berharap anggota industri di Bali akan bergabung dengan WTN dalam jumlah besar, sehingga Indonesia dapat memainkan peran utama dalam struktur global kami.
WTN SUMMIT TIME 2023 akan menghadirkan para eksekutif kunci internasional ke Bali untuk berbagi ide dan mendiskusikan inisiatif dengan sesama anggota, khususnya mereka yang merupakan bagian dari cabang Indonesia. Saat ini 27 delegasi internasional akan membawa segudang ilmu, pengalaman, dan ide kreatif dalam diskusi tersebut.
Mudi Astuti, Ketua WTN Indonesia Chapter menambahkan, “Kami bekerja keras untuk menghadirkan acara yang berbeda. WTN bukanlah tentang pidato atau ceramah, namun tentang pertukaran ide, diskusi, advokasi dan bergabung dalam aksi demi kepentingan UKM di sektor kita. Kami berharap dapat meletakkan landasan bagi hal ini di Bali dan mendorong semua orang untuk bergabung dengan kami sebagai anggota WTN dan tentunya turut berpartisipasi pada TIME 2023 mendatang.”
.
Dengan upaya “Membangun Kembali Perjalanan & Pariwisata, menyeimbangkan lalu lintas wisatawan inbound-outbound dan mengoptimalkan konektivitas di antara Pelaku Industri di Seluruh Dunia”, Untuk itulah WTN mengundang stakeholder industri pariwisata Indonesia untuk hadir guna menjalin tujuan tersebut dan turut mengupayakan pengelolaan serta pengembangan industri pariwisata Indonesia yang lebih tangguh, dan berkelanjutan. Selain itu industry/pelaku pariwisata dapat mendukung dan ikut menetapkan ASEAN Global Tourism Resilience and Crisis Management Centre (GTRCMC ASEAN) di Bali- Indonesia sebagai alat transformatif menuju sustainable tourism.
Fokus delegasi WTN adalah untuk memberikan UKM suara dalam struktur global dan memastikan mereka mendapat tempat dalam diskusi kebijakan oleh sektor publik, dan sarana komunitas, berkoordinasi dengan anggota industri yang lebih besar. WTN melihat proyek KEK Wisata Medis di Sanur, Bali sebagai teladan yang sangat baik untuk menjalin kerja sama antara UKM dan pengembangan proyek pariwisata besar.
Global Travel Tourism event ini merupakan pertama kali dilakukan di Bali-Indonesia, bekerja sama dengan berbagai pihak yaitu: World Tourism Network (Global), WTN Indonesia Chapter, Kemenparekraf. RI, GIPI, Bali Tourism Board, PATA Indonesia Chapter, PHONUS, Global Tourism Resilience and Crisis Management Centre, Global Institute for Tourism Safety and Security, SunXMalta for Climate Change, Environment and Sustainable Tourism, Balkan Network for Tourism Expert and Education, Evergreen College, IPPT International Peace Through Tourism dan masih banyak organisasi pariwisata dunia lainnya turut mendukung, sehingga ajang ini menjadi peluang spesial untuk ‘Rebuilding Tourism Bali dan Indonesia khususnya.
Berbagai tokoh di industri perjalanan dan pariwisata diharapkan hadir. Mereka akan datang dengan membawa bisnis masing-masing yaitu mempresentasikan kajian mereka tentang Bali, berbagi pengetahuan tentang keselamatan dan keamanan pariwisata, memaparkan pandangan pulau-pulau kecil lainnya tentang pariwisata, membuka pusat ketahanan global ASEAN yang pertama di Bali, dan juga berencana untuk membangun bisnis inbound dan outbound dengan Indonesia karena tujuan utama WTN adalah membantu anggota untuk menghasilkan/mendapatkan bisnis.
Karena UKM merupakan sektor penting dalam pariwisata, khususnya dalam meningkatkan pasar domestik maupun mancanegara maka untuk memperkuat posisi UKM, perlu ada kerjasama terpadu antara pelaku usaha besar seperti BUMN, perusahaan swasta berskala besar dan juga pemerintah (pusat dan daerah) agar pariwisata yang berkualitas dan berkesinambungan dapat dikembangkan. Hal ini telah di lakukan oleh pemerintah Indonesia; salah satunya melalui proyek KEK Medical Tourism di Sanur-Bali, dimana proyek tersebut merupakan role model/teladan bagi terjalinnya kerjasama antara industri Healthcare Tourism Indonesia yang berkualitas dan UKM di sektor kesehatan. Program ini merupakan salah satu kegiatan ekonomi di KEK tersebut sebagai upaya untuk menggarap pasar healthcare tourism untuk domestik dan mancanegara yang lebih kompetitif.
Upaya tersebut perlu terus didukung serta dikembangkan, karena terobosan ‘role model’ tersebut tidak hanya memberikan manfaat bagi kawasan KEK Medical Tourism di Sanur-Bali saja tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi destinasi sekitarnya untuk maju dan berkembang bersama.
Acara ini akan dihadiri oleh 15 panelis internasional yang telah memimpin organisasi pariwisatadunia seperti UNWTO, WTTC, dan organisasi tourism board seperti African Tourism Board, Jamaica, Montenegro, Seychelles dan lainnya, serta 10 panelis Indonesia antara lain Kemenparekraf RI, Dinas Pariwisa Bali, BTB, WTN Indonesia Chapter, Bali Medical Tourism Association, Bali International Hospital, dan medical tourism providers lainnya di Indonesia.
Kesuksesan WTN SUMMIT-TIME 2023 nantinya akan menjadi landasan kuat untuk kemajuan bisnis MICE di Indonesia dan sebagai destinasi MICE terdepan. Pada kesempatan sebelumnya, Indonesia telah sukses menjadi tuan rumah G20 di Bali pada November 2022 dan KTT ASEAN di Labuan Bajo pada Mei 2023.
Tahun 2023 ini Indonesia memasuki tahun politik, oleh karena itu penting bagi industri pariwisata Indonesia secara bersama, baik usaha kecil dan menengah (UKM), BUMN, perusahaan swasta berskala besar, pemerintah pusat dan daerah terkait untuk hadir dalam event ini guna mendukung dan menyuarakan arah kebijakan pengelolaan dan pengembangan pariwisata Indonesia yang berkelanjutan yang lebih baik lagi bersama dengan industri pariwisata global. (hw)