29/06/2025

OJK: Kinerja Keuangan Bali Stabil, Kredit dan DPK Tumbuh Positif

 OJK: Kinerja Keuangan Bali Stabil, Kredit dan DPK Tumbuh Positif

Kepala OJK Provinsi Bali, Kristiantri Puji Rahayu. Foto : Hms OJK Bali

Denpasar (Dewannews.com) – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, menyampaikan bahwa industri jasa keuangan di Bali menunjukkan kinerja yang stabil hingga Desember 2024. Sektor perbankan, pasar modal, dan perusahaan pembiayaan terus mengalami pertumbuhan, didukung oleh permodalan yang kuat serta profil risiko yang terjaga.

Baca Juga:  Industri Jasa Keuangan Bali dan Nusa Tenggara Stabil, UMKM Jadi Prioritas Penyaluran Kredit

Pertumbuhan Kredit dan DPK

Menurut Kristrianti Puji Rahayu, penyaluran kredit di Bali mencapai Rp112,31 triliun, tumbuh 6,81% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 6,10%. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan kredit investasi sebesar 18,47% atau setara dengan Rp5,51 triliun.

Sebagian besar kredit disalurkan kepada sektor UMKM, dengan porsi 52,50% dari total kredit dan pertumbuhan 5,99%. Sektor konsumtif masih mendominasi dengan kontribusi 34,14%, diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 28,79%. Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga mencatat pencapaian tinggi dengan total penyaluran Rp10,81 triliunkepada 137.591 debitur, melampaui target Rp8,91 triliun.

Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 13,85% menjadi Rp189,75 triliun, meskipun pertumbuhannya melandai dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 18,13%.

Baca Juga:  Dorong Produktivitas Petani, OJK Bali dan Pemkab Jembrana Salurkan Bibit dan Pupuk Kakao

Intermediasi dan Risiko Perbankan Terkendali

Fungsi intermediasi perbankan di Bali tetap terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 59,19%. Dari sisi permodalan, perbankan memiliki rasio kecukupan modal yang kuat, dengan Cash Ratio (CR) 14,83% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) 34,89%.

Risiko kredit perbankan menunjukkan perbaikan, dengan Non-Performing Loan (NPL) gross turun menjadi 2,94%, lebih rendah dibandingkan Desember 2023 yang berada di 2,95%. Sementara itu, NPL net membaik menjadi 2,04%, turun dari 2,24% pada November 2024.

Baca Juga:  Ini Daftar 233 Pinjol Ilegal, Awas Jangan Sampai Tertipu!!

Lonjakan Investor di Pasar Modal

Investor pasar modal di Bali mengalami pertumbuhan signifikan sepanjang 2024. Kristrianti Puji Rahayu mengungkapkan bahwa jumlah investor saham meningkat 22,83% menjadi 143.402 Single Investor Identification (SID). Total nilai kepemilikan saham mencapai Rp5,3 triliun, tumbuh 18,22% dari tahun sebelumnya. Nilai transaksi saham juga mengalami lonjakan sebesar 71,16% menjadi Rp3,9 triliun.

Selain saham, investor reksa dana tumbuh 25,68%, sementara jumlah investor Surat Berharga Negara (SBN) meningkat 23,18% dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga:  Menhub Dudy, Jelang Natal 2024 Sudah 489 Penerbangan Mendarat di Bali

Perusahaan Pembiayaan dan Modal Ventura

Piutang pembiayaan di Bali mencapai Rp12,08 triliun, tumbuh 12,42%, meskipun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada 2023 yang mencapai 20,37%. Tingkat risiko tetap terkendali, dengan Non-Performing Financing (NPF) sebesar 0,93%, turun dari 1,15% pada Desember 2023.

Di sisi lain, pembiayaan melalui modal ventura meningkat 9,49% menjadi Rp90,95 miliar, dengan NPF stabil di 1,22%.

Baca Juga:  Optimalkan ITSKA, OJK Dukung Pertumbuhan Perekonomian Nasional

Upaya Literasi dan Inklusi Keuangan

OJK Bali terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui berbagai program edukasi. Sepanjang 2024, sebanyak 640 kegiatan edukasi keuangan telah menjangkau 59.705 orang, sementara kampanye digital yang dilakukan telah mencapai 388.980 orang.

Baca Juga:  Antisipasi Aktivitas Keuangan Ilegal, Satgas PASTI Perkuat Kolaborasi dan Sinergi

Beberapa program unggulan yang dijalankan meliputi:

KURDa & UMKM Bali Nadi Jayanti, program yang mendorong UMKM naik kelas melalui akses pembiayaan yang lebih luas.

Bank Goes to School & Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI), program edukasi keuangan untuk pelajar dan komunitas.

Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), yang berhasil mendorong pembukaan 630.877 rekening tabungan pelajar.

Baca Juga:  Prof. Antara Akan Dipalebon di Tabanan

Pengaduan dan Perlindungan Konsumen

Dalam upaya melindungi konsumen, OJK Bali telah menangani 481 pengaduan sepanjang 2024. Mayoritas pengaduan berasal dari sektor perbankan (195 kasus), diikuti oleh layanan Peer-to-Peer Lending (191 kasus) dan perusahaan pembiayaan (75 kasus).

Dari total pengaduan yang masuk, 472 kasus telah diselesaikan, sementara 2 kasus masih dalam proses penyelesaian. OJK juga mencatat lonjakan signifikan dalam permintaan data Informasi Debitur (Ideb) SLIK, yang mencapai 9.630 permintaan, meningkat 135,39%dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga:  KKN LIK 2025: Sinergi OJK dan Mahasiswa untuk Desa Melek Finansial

Optimisme Stabilitas Keuangan di 2025

Kristrianti Puji Rahayu menegaskan bahwa dengan dukungan kebijakan yang tepat serta koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, industri jasa keuangan di Bali akan terus bertumbuh secara berkelanjutan. OJK juga berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara ekspansi pembiayaan dan mitigasi risiko, guna memastikan stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Bali di tahun 2025. (r)