Pemberdayaan Remaja dalam Penganggulangan Sampah di Desa Buduk, Badung
Badung (Dewannews.com) Sampah kini telah menjadi permasalahan sangat mendesak di Bali. Bahkan, klaim tajam akhir-akhir ini yang sering muncul sebagai ungkapan terhadap keberadaan sampah di Bali, salah satunya adalah “Bali darurat sampah”. Tentu tidak berlebihan jika klaim tersebut adalah suatu fakta volume sampah yang ada di Bali kini, khususnya di daerah bagian selatan Bali seperti Kota Denpasar dan Kabupaten Badung dengan jumlah sampahnya yang paling banyak.
Di samping itu, permasalahan yang juga sangat menonjol adalah tidak terkelolanya sampah secara cukup. Sudah sangat umum dan sangat mudah dijumpai di berbagai tempat, baik di rumah maupun di tempat publik atau di pinggir jalan sampah berserakan yang seakan-akan sudah menjadi hal biasa bagi masyarakat. Namun demikian, keberadaan sampah baik dalam hal penanganan dana volumenya itu tentunya merupakan masalah sangat serius karena jika tidak mendapat perhatian serius sampah tersebut akan menimbulkan efek sangat buruk terhadap alam, kenyamanan dan keindahan lingkungan terlebih-lebih Bali merupakan sebuah daerah tujuan wisata.
Tingginya volume sampah, kurangnya penanganan sampah, dan rendahnya perilaku masyarakat terhadap sampah juga dapat terjadi di Desa Buduk. Desa Buduk sendiri merupakan desa yang terletak di bagian selatan Kecamatan Mengwi, Badung. Volume sampah di Desa Buduk dapat adalah tergolong tinggi yang bersumber dari rumah tangga, pasar, sekolah, dan perkantoran atau tempat-tempat publik. Sampah-sampah tersebut menimbulkan masalah serius terlebih-lebih karena Buduk tidak memiliki tempat pembuangan sampah akhir (TPA) permanen dengan pengelolaan yang representatif atau modern secara melembaga dan dengan memanfaatkan tenaga mesin. Pemandangan yang tampak di seluruh pelosok desa adalah sampah berserakan di tempat-tempat di pinggir jalan dan di tempat-tempat umum yang tentu menimbulkan suasana kotor dan tidak nyaman.
Situasi inilah yang menarik minat Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Warmadewa yang diketuai oleh Dr. I Nyoman Muliana, M. Hum. dengan anggotanya Drs. Made Subur, M. Hum., dan Dra. Ni Made Anggriyani, M. Si. menerima permohonan dari warga Desa Buduk untuk menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penanganan masalah sampah di desa mereka. Kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut selanjutnya direalisasikan dengan memberdayakan para remaja Desa Buduk sebagai peserta kegiatan tersebut. Pertimbangannya melibatkan warga usia remaja adalah mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk dilibatkan dalam kegiatan pemberdayaan seperti ini.
Di samping itu, mereka juga merupakan usia yang sangat dinamis sehingga sangat mudah untuk menerima informasi atau hal-hal yang bersifat baru dalam kehidupan mereka. Kemudian, yang paling utama adalah warga usia remaja sangat cocok sebagai regenerasi dalam kegiatan-kegiatan khususnya dalam penanganan masalah sampah. Namun demikian, pemberdayaan terdahap para remaja tersebut dilakukan dalam tahap awal dalam penanganan masalah sampah di Desa Buduk, yakni pembentukan organisasi remaja dalam pengelolaan sampah yang dipandang penting sehingga terdapat suatu lembaga atau organisasi resmi yang diharapkan para remaja tersebut kelak mampu melakukan kegiatan secara terorganisasi.
Pembentukan organisasi tersebut dialnjutkan dengan pelatihan-pelatihan organisasi yang bertujuan membekali para remaja sebagai peserta kegaiatan pengetahuan tentang organisasi dan peran tiap-tiap elemen dalam organisasi mereka dengan tujuan untuk memudahkan mereka dalam melakukan kordinasi dan untuk menghindari adanya tumpeng tindih dalam kordinasi mereka itu. Kemudian, bagian akhir dari rangkaian kegiatan pemberdayaan tersebut adalah menyampaikan informasi umum tentang masalah sampah termasuk keberadaan sampah di lingkungan wilayah desa para remaja sebagai peserta kegiatan pemberdayaan ini. Informasi tersebut ditujukan untuk memberi informasi atau pengetahuan awal baik dari segi sumber dan penanganannya khususnya jenis-jenis sampah yang terbagi menjadi sampah organik dan anorganik.
Untuk tujuan itu para peserta juga diajak berkeliling desa mereka untuk melihat secara langsung keberadaan sampah seperti di pinggir jalan maupun di tempat penampungan akhir sampah. Perbekel Desa Buduk, Bapak I Ketut Adi Wira Atmaja menyambut baik dan mendukung program pemberdayaan ini dengan memberi fasilitas berupa tempat pelaksanaan kegiatan. (jk)