21/09/2023
21/09/2023

Peringati HKBN 2023, KMPB Dusun Bunga Gelar Simulasi Evakuasi Mandiri

 Peringati HKBN 2023, KMPB Dusun Bunga Gelar Simulasi Evakuasi Mandiri

SUASANA simulasi evakuasi penanggulangan bencara secara mandiri yang dilakukan KMPB Dusun Bunga, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem. foto: ist

KARANGASEM -DewanNews.com|Serangkaian memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) yang jatuh pada setiap 26 April, Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) Dusun Bunga, Desa Ban, Kubu, Karangasem menggelar simulasi evakuasi mendiri.

Simulasi yang sudah digelar Kamis (20/4/2023) tersebut diikuti sekitar 250 warga setempat termasuk anak-anak sekolah, dengan pendamping Yayasan BAWA dan didukung International Fund for Animal Welfare (IPAW), bertujuan melatih dan sekaligus menguji rencana tanggap darurat yang telah mereka susun.

Pelaksanaan simulasi ini merupakan bagian dari komponen Program Pengurangan Risiko dan Tanggap Bencana yang telah dilakukan sejak tahun 2019 di dua dusun yang masuk ke dalam kawasan rawan bencana Gunung Agung, kedua dusun tersebut adalah Dusun Bonyoh dan Dusun Bunga, Desa Ban, Kecamatan Kubu.

Baca Juga:  Hakim Tipikor Vonis Anak Dewa Puspaka 4 Tahun Penjara

Saat ini, kedua dusun ini telah memiliki Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana atau biasa disebut KMPB, dimana kelompok ini telah menjalankan fungsi-fungsi penanggulangan dan pengurangan risiko bencana seperti pembuatan peta risiko dan peta evakuasi, peningkatan kapasitas melalui pelatihan-pelatihan, penanaman pohon untuk penyelamatan lingkungan dan pakan ternak, penyusunan dokumen rencana tanggap darurat bencana.

Kegiatan simulasi evakuasi mandiri ini dihadiri Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Karangasem mewakili Bupati Karangasem, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali dan Kabupaten Karangasem, Kepala UPTD. Puskeswan Karangasem, dan jajaran tim reaksi cepat BPBD Provinsi Bali dan Kabupaten Karangasem.

Dalam simulasi yang dilakukan, masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana Dusun Bunga secara aktif melakukan respons terhadap kejadian-kejadian yang menjadi skenario situasi bencana erupsi Gunung Agung yang pernah mereka alami pada tahun 2017.

Baca Juga:  Percepat Persiapan Investasi di Karangasem, PT OIP Tandatangani MoU dengan PT Pelindo Solusi Logistik

Masyarakat menyiapkan mekanisme peringatan dini secara sederhana, sistem komunikasi kedaruratan, strategi evakuasi baik untuk manusia dan hewan, manajemen pengungsian, pengaturan logistik, penyusunan menu makanan bergizi dalam situasi darurat, teknik penyelamatan dan pertolongan korban serta proses administrasi dan dokumentasi yang memastikan transparansi dan akuntabilitas tindakan tanggap darurat yang dilakukan.

Simulasi evakuasi mandiri yang dilakukan oleh KMPB Dusun Bunga ini merupakan simulasi pertama kali melibatkan hewan ternak dan peliharaan seperti sapi, kambing serta anjing. Dalam simulasi dilakukan pengujian prosedur evakuasi ternak yang telah disusun masyarakat. Dalam simulasi, KMPB Dusun Bunga menggunakan yang menjadi komponen penting yang terkait dengan aset masyarakat.

Evakuasi ternak dan hewan peliharaan dilakukan pada saat Gunung dalam status siaga (level III), dimana evakuasi dilakukan oleh pemilik ternak didampingi oleh KMPB. Selain warga masyarakat, simulasi ini juga didukung Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karangasem dengan menurunkan tim reaksi cepat yang membantu KMPB dalam membangun tenda pengungsian serta membantu proses evakuasi masyarakat.

Baca Juga:  TG G6 will have dual 13-megapixel cameras on the back

“Simulasi ini membantu kami memahami apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi, kami memiliki pengalaman buruk saat erupsi Gunung Agung 2017 dimana kepanikan terjadi oleh karena ketidak tahuan kami bagaimana cara merespon situasi yang terjadi”, ungkap I Ketut Sukartawan selaku Koordinator Umum KMPB Dusun Bunga.

Selain membangun kesiapsiagaan masyarakat, simulasi ini dimaksudkan untuk memastikan seluruh anggota KMPB memiliki pemahaman yang sama mengenai ancaman penyakit dan strategi evakuasi ternak/hewan yang efektif bagi masyarakat pada situasi darurat.

”Kejadian bencana sebelumnya telah membuat kami mengalami kerugian yang sangat besar, dimana banyak sekali ternak yang dijual murah dan beberapa malah diberikan secara cuma-cuma. Kami berharap simulasi ini dapat dilakukan secara intensif dan berlanjut sehingga masyarakat benar-benar paham apa yang harus mereka lakukan,” ucap I Nengah Kartawa, selaku Kepala Dusun Bunga.

Baca Juga:  Kasus Sabu 35,1 Kilo, Gung Panji Kena 8 Tahun, Dua Rekannya Kena 10 Tahun

Kegiatan yang dilakukan dalam rangkaian pelaksanaan program tanggap dan pengurangan risiko bencana oleh Yayasan BAWA ini merupakan pijakan awal bagi tahapan-tahapan kegiatan pendampingan masyarakat lainnya di dua dusun yang menjadi lokasi pelaksanaan program.

Kolaborasi para pihak ini menunjukkan sinergi yang efektif untuk membangun ketangguhan masyarakat, dimana program ini merupakan bagian komitmen dari Yayasan BAWA untuk pemberdayaan dan penguatan kapasitas masyarakat terkait pengurangan risiko bencana serta kesehatan hewan.

Hari Kesiapsiagaan Bencana yang diinisiasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana bertujuan mengajak semua pihak meluangkan waktu sehari saja melakukan latihan kesiapsiagaan bencana secara serentak.

Baca Juga:  Diduga jadi Kurir Sabu, Wanita Asal Jember Dituntut 6 Tahun Penjara

Selain itu, diharapkan bisa membudayakan latihan secara terpadu, terencana dan berkesinambungan guna meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menuju Indonesia Tangguh Bencana. Terlebih Karangasem merupakan kabupaten yang memiliki tingkat kerawanan bencana yang tinggi, baik itu erupsi gunung api, gempa bumi, dan banjir lahar dingin.

Kecamatan Kubu merupakan salah satu contohnya, dimana sebagian besar desa di wilayah ini termasuk ke dalam Kawasan rawan bencana Gunung Agung dan dalam kurun waktu 5 tahun ke belakang telah terjadi beberapa bencana yang meluluh lantakkan beberapa lokasi di wilayah Kecamatan Kubu dan Kecamatan lainnya di Kabupaten Karangasem.

Situasi ini diperburuk pemahaman masyarakat terhadap risiko masih sangat rendah. Upaya sosialisasi yang diberikan belum terasa optimal sehingga memerlukan upaya yang lebih kuat lagi, tidak hanya dari pemerintah namun keterlibatan lebih banyak komponen sangat diperlukan untuk membangun kesiapsiagaan dan mengurangi risiko yang ada.

Baca Juga:  Kejati Bali Tetapkan Tiga Pejabat Unud Tersangka Kasus SPI

Program pengurangan risiko dan tanggap bencana yang dilakukan di wilayah rawan bencana dengan fokus membangun ketangguhan ternak dan hewan peliharaan merupakan hal yang baru di Provinsi Bali.

Integrasi konsep pengurangan risiko dan kesiapsiagaan dengan membangun ketangguhan ternak dan hewan peliharaan sangat jarang dilakukan di Indonesia, oleh karena pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan program pengurangan risiko bencana atau tanggap darurat bencana selalu hanya berfokus pada manusianya saja. (DN)

error: Content is protected !!