01/07/2025

Suguhkan Tiga Gending Klasik, Sanggar Selendro Agung Badung Memukau di PKB 47

 Suguhkan Tiga Gending Klasik, Sanggar Selendro Agung Badung Memukau di PKB 47

Penampilan dua pemain cilik dari Sanggar Seni Selendro Agung saat membawakan salah satu gending dalam Lomba Gender Wayang Anak-Anak pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, di Kalangan Angsoka, Denpasar, Minggu (29/6/2025).

DENPASAR (Dewannews.com) – Seniman dari Sanggar Seni Selendro Agung, Banjar Saren, Desa Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Badung juga tampil memukau dalam Wimbakara (Lomba) Gender Wayang Anak-Anak, Pesta Kesenian Bali (PKB) ke 47 tahun 2025 di Kalangan Angsoka, Minggu 29 Juni 2025.

Duta kabupaten Badung yang diwakili empat orang 3 laki dan 1 perempuan; I Putu Raditya Sedana, I Putu Marbin Andrika Putra Pratama, Si Ngurah Arya Widana, dan Ida Ayu Putu Aishwarya Ganiswari membawa tiga tabuh/gending, masing-masing:  Gending Cangak Merengang, Gending Pamungkah, serta Gending Rebong dan Angkat Angkatan itu beradu dengan dua kelompok/duta lainnya dari Kabupaten Tabanan dan Kota Denpasar.

Baca Juga:  Ketua PKK Badung Tegaskan Sinergi dengan Visi Daerah, Ini Arah Program Barunya!

Koordinator Gender Wayang, Dinas Kebudayaan Badung, I Wayan Muliadi menjelaskan, dalam itu dengan membawakan 3 gending. “Ini merupakan acuan dari provinsi, kita di masing-masing kabupaten/kota menunjukan ciri khas masing-masing. Karena karakteristik pasti berbeda, jangan antara kabupaten, antara desa pun akan memiliki perbedaan,” jelasnya.

Pemilihan duta untuk Gender Wayang telah dilakukan selama setahun sebelum PKB 47 dimulai. Selanjutnya latinan telah dimulai sejak Desember 2024. Proses untuk menentukan seniman gender wayang tidaklah sulit, sebab aku dia, proses regenerasi telah dilakukan dan berjalan dengan baik. “Sanggar yang fokus ke gender wayang itu sudah sayang jadi kita tinggal memilih saja,” jelasnya.

Ekspresi penuh konsentrasi para seniman cilik Sanggar Selendro Agung, Badung, ketika memainkan Gending Rebong dan Angkat Angkatan dalam Wimbakara Gender Wayang Anak-Anak PKB ke-47.

Usai tampil, Ida Ayu Ganiswari dan kawan – kawan mengaku plong. “Awal-awal agak grogi, tapi saat tampil jadi menikmati, sekarang sudah plong aja,” kata Dayu.

Putu Raditya juga menyampaikan hal yang telah dak jauh berbeda. Dimana saat mulai tampil perasaan grogi itu menyertai. ”Saat dimulai jadi menikmati dan sangat senang sudah bisa tampil,” katanya. Untuk hasil akhir, Raditya tidak mengaku menargetkan untuk keluar sebagai juara. Baginya tampil terbaik adalah suatu kebanggaan baginya. “Semoga bisa jadi yang terbaik aja,” pungkasnya.

Baca Juga:  Bupati Badung: Jadilah Praja Tangguh dan Pelayan Masyarakat

Tiga gending yang ditampilkan oleh Sanggar Seni Selendro Agung dibina oleh oleh I Made Adi Suyoga Adnyana dan I Kadek Andika Cahya Putra. berikut adalah makna tiap gending yang dilombakan:

Tabuh Cangak Merengang merupakan sajian musikal gender wayang yang terinspirasi dari burung yang berkaki panjang yang kerap berdiri waspada dan tampak liar dalam pengamatan. Dalam liarnya nada dan ritme yang merengang, tersirat pesan mendalam tentang kepekaan, keseimbangan, serta keharmonisan antara manusia dan alam. Inilah wujud seni sebagai laku Jagat Kerthi.

Kemudian, Pamungkah adalah tabuh pembuka dalam sebuah pertunjukan wayang kulit Bali. Gending ini ditata mengdepankan unsur-unsur musikal dengan teknik fender wayang yang rumit dari cepat dan lambannya memilih atau mengelarkan wayang.

Baca Juga:  Jegeg Bagus Badung 2025, Panggung Anak Muda Promosikan Budaya dan UMKM!

Gending Rebong dang Angkat Angkat bertujuan membangkitan getar asmara yang halus tersusun dari dua palet yang saling bersahutan, seakan menggambarkan dua rasa bertemu dan bertarung dalam ruang batin. (r)