25/10/2025

Unwar Kuatkan UMKM Lokal, Dupa Andini Kini Go Digital

 Unwar Kuatkan UMKM Lokal, Dupa Andini Kini Go Digital

Tim dosen dan mahasiswa Universitas Warmadewa menyerahkan bantuan alat produksi kepada pelaku UMKM Dupa Andini dalam program pengabdian masyarakat di Banjar Tebuana, Gianyar. (Foto: Dok. Unwar)

GIANYAR (Dewannews.com) – Aroma dupa yang khas menyambut setiap pengunjung di Gang Sakura, Jalan Raya Sukawati, Banjar Tebuana, Gianyar. Di balik kepulan asap itu, berdiri Dupa Andini, usaha mikro yang dirintis sejak 2019 oleh Ayik Diah Utari. Usaha ini memproduksi dupa berbahan abu dingin yang dikenal lebih aman dan ramah lingkungan.

Namun, seperti banyak pelaku UMKM lainnya, Dupa Andini juga menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari keterbatasan modal, pemasaran yang belum optimal, minim inovasi produk, hingga pencatatan keuangan yang belum terstruktur.

Untuk menjawab tantangan tersebut, tim dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa hadir memberikan pendampingan melalui program pengabdian masyarakat. Program ini bertujuan meningkatkan kemandirian usaha lewat pendekatan berbasis kewirausahaan dan manajemen.

Baca Juga:  Menuju Jembrana Emas 2026, OJK Bali Beri Edukasi Kepada 1000 UMKM

Dosen Turun Tangan, Dorong Perubahan Nyata

Kegiatan yang diketuai oleh Drs. I Made Pulawan, MMA ini melibatkan dua dosen lainnya, yakni Prof. Dr. I Made Sara, SE., MP. dan Dewa Ayu Niti Widari, SE., MM., yang masing-masing berkontribusi sesuai bidang keahlian.

Prof. Sara sebagai pakar kewirausahaan menanamkan pentingnya sikap berani mengambil risiko, proaktif melihat peluang pasar, dan mampu beradaptasi dengan tren bisnis.

“Kami mendorong pelaku UMKM agar memiliki jiwa wirausaha yang tangguh dan visioner,” ungkap Prof. Sara dalam sesi pelatihan.

Baca Juga:  Warmadewa Ubah Fakultas Pertanian, Siap Cetak Generasi Smart Farming

Digitalisasi Pemasaran dan Inovasi Produk

Tim juga fokus pada peningkatan kapasitas pemasaran dengan memperkenalkan konsep digital marketing. Pelatihan penggunaan media sosial, pembuatan konten promosi, serta pemanfaatan marketplace dilakukan untuk memperluas jangkauan pasar.

Dari sisi produk, Dupa Andini mulai menghadirkan variasi bentuk dan aroma sesuai selera pasar. Desain kemasan baru pun dikembangkan agar produk tampil lebih menarik dan kompetitif.

Baca Juga:  Koster-Giri Fokus Rampungkan Tol Mengwi-Gilimanuk untuk Bali Era Baru

Pelatihan Keuangan untuk UMKM

Dalam aspek keuangan, Dewa Ayu Niti Widari membimbing penyusunan laporan keuangan sederhana. Pencatatan transaksi harian, perhitungan biaya pokok produksi, hingga laporan laba rugi diajarkan agar usaha berjalan lebih terstruktur.

Sementara itu, Drs. I Made Pulawan mendampingi dalam pengelolaan arus kas dan perencanaan akses pembiayaan, termasuk mengenalkan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Baca Juga:  Satgas PASTI Waspadai Modus Penipuan Jelang Lebaran

Wujud Nyata Merdeka Belajar

Program ini sekaligus menjadi bagian dari implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dengan pencapaian pada beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU), di antaranya:

IKU 2: Mahasiswa belajar langsung di luar kampus

IKU 5: Karya dosen dan mahasiswa berdampak nyata bagi masyarakat

IKU 7: Terjalinnya kemitraan strategis dengan pelaku lokal

Sebagai bentuk dukungan nyata, tim pengabdian menyerahkan bantuan berupa 1 unit mesin impulse heat sealer, katalog produk dalam bentuk cetak dan digital, 1 box kartu nama, serta spanduk nama usaha.

Baca Juga:  PLN Dorong UMKM Perempuan Binaan Rumah BUMN Denpasar Unjuk Gigi di Tingkat Nasional

Siap Ekspansi dan Berdayakan Masyarakat

Setelah melalui berbagai pelatihan dan pendampingan, Dupa Andini kini siap naik kelas. Ibu Ayik bahkan berencana membuka cabang baru dan membentuk kelompok produksi binaan untuk memberdayakan warga sekitar.

“Sekarang saya lebih percaya diri. Saya jadi tahu pentingnya pencatatan keuangan dan bagaimana promosi di media sosial. Semoga ke depan bisa buka cabang baru,” ujar Ayik Diah Utari.

Program ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara akademisi dan UMKM bisa menjadi kunci penguatan ekonomi kerakyatan, bila dilakukan secara tepat, berkelanjutan, dan berbasis ilmu pengetahuan. (r)