15/01/2025
15/01/2025

Unwar Rancang Revitalisasi Lapangan Puputan Margarana Menjadi Ruang Publik yang Lebih Inklusif

 Unwar Rancang Revitalisasi Lapangan Puputan Margarana Menjadi Ruang Publik yang Lebih Inklusif

Denpasar (Dewannews.com) Lapangan Puputan Margarana, memiliki sejarah panjang yang penuh transformasi. Dari sebuah rawa retensi banjir, kini Lapangan Puputan Margarana telah menjelma menjadi ruang terbuka publik yang vital bagi warga Denpasar. Berada di jantung kawasan Niti Mandala, lapangan ini dikelilingi oleh gedung-gedung pemerintahan dan kantor dinas, menjadikannya pusat kegiatan sosial dan budaya yang strategis.

Namun, di balik hiruk-pikuk aktivitas yang semakin berkembang di Lapangan Puputan Margarana, terselip kenyataan bahwa fasilitas yang ada belum mampu mengimbangi kebutuhan masyarakat. Perubahan gaya hidup dan kondisi global telah memunculkan berbagai aktivitas baru yang terjadi secara organik di lapangan ini. Mulai dari olahraga, rekreasi, hingga kegiatan komunitas dan acara-acara formal maupun informal. Sayangnya, peningkatan ini tidak diiringi dengan perbaikan sarana dan prasarana yang memadai. Fasilitas olahraga seperti jogging track, lapangan voli, dan lapangan sepak bola, meski tersedia, tidak mengalami pembaruan dan terkesan kurang terawat.

Baca Juga:  PLN Pastikan Keandalan Listrik dan Kecukupan Pasokan Selama Liburan Idul Fitri di Bali

Kondisi ini memunculkan kebutuhan mendesak akan revitalisasi dan visi baru bagi Lapangan Puputan Margarana. Pengelola lapangan pun telah menyadari pentingnya revitalisasi ini dan berencana menggandeng Universitas Warmadewa (Unwar), khususnya Program Studi Arsitektur, untuk menyusun proposal desain yang mampu mengubah wajah Lapangan Puputan Margarana menjadi ruang publik yang lebih representatif dan fungsional.

Dengan luas sekitar 13,8 hektar, Lapangan Puputan Margarana yang juga menjadi rumah bagi Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandi) memiliki potensi besar untuk dikembangkan. MonumenBajra Sandi yang saat ini berfungsi sebagai museum, dikelilingi oleh lahan yang luas dengan fasilitas olahraga dan tempat duduk. Namun, seiring waktu, kebutuhan masyarakat telah berkembang dan memunculkan berbagai aktivitas baru yang belum didukung oleh fasilitas yang sesuai.

Baca Juga:  Relawan Golkarians for Prabowo (GOPro) Didirikan

Lapangan Puputan Margarana bukan sekadar tempat olahraga dan rekreasi. Kini, lapangan ini juga menjadi “tempat ketiga” bagi masyarakat—sebuah konsep yang merujuk pada tempat di luar rumah dan kantor, di mana orang bisa bersosialisasi, bekerja, dan bersantai. Munculnya komunitas-komunitas baru yang berkumpul di Lapangan Puputan Margarana menunjukkan betapa pentingnya lapangan ini bagi kehidupan sosial warga Denpasar.

Namun, berbagai tantangan masih harus diatasi. Lapangan Puputan Margarana kurang ramah bagi penyandang disabilitas, dengan akses yang masih menggunakan anak tangga tanpa ramp. Fasilitas bermain anak-anak pun masih sangat minim, dan ketersediaan toilet yang memadai masih menjadi masalah krusial.

Baca Juga:  Kanwil DJP Bali Kumpulkan Penerimaan Pajak Rp1,22 triliun di Bulan Januari

Dinas Kebudayaan Provinsi Bali sebagai pengelola Lapangan Puputan Margarana mengakui bahwa perlu adanya redesain yang tidak hanya meningkatkan fungsi lapangan, tetapi juga memperkuat nilai estetika dan budaya. Oleh karena itu, rencana untuk menggandeng institusi pendidikan arsitektur, seperti Universitas Warmadewa, dianggap sebagai langkah strategis. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan solusi desain inovatif yang selaras dengan kebutuhan masyarakat modern, sambil tetap menjaga keaslian budaya Bali.

Revitalisasi Lapangan Puputan Margarana ini diharapkan akan mencakup berbagai inovasi, seperti penggunaan material ramah lingkungan, peningkatan aksesibilitas, serta pengembangan fasilitas yang lebih mendukung kegiatan komunitas. Desain yang mempertimbangkan kearifan lokal Bali juga akan menjadi prioritas, dengan mengintegrasikan elemen-elemen arsitektur tradisional dan lanskap yang terinspirasi oleh flora lokal.

Baca Juga:  Yudisium ke-77 FISIP Universitas Warmadewa

Tujuan dari redesain ini adalah menciptakan Lapangan Puputan Margarana yang lebih inklusif dan nyaman bagi semua lapisan masyarakat. Dengan konsep “third place” yang diterapkan, lapangan ini diharapkan dapat menjadi pusat interaksi sosial, budaya, dan ekonomi yang memperkuat solidaritas komunitas, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan warga, serta mendukung pelestarian budaya lokal.

Dengan dukungan dan kolaborasi berbagai pihak, Lapangan Puputan Margarana bisa menjadi ikon baru bagi Denpasar yang tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga fungsional dan bermanfaat bagimasyarakat luas. (jk/r )