13/11/2025

Kinerja Sektor Jasa Keuangan Bali April 2025 Tumbuh Positif, Kredit dan DPK Meningkat

 Kinerja Sektor Jasa Keuangan Bali April 2025 Tumbuh Positif, Kredit dan DPK Meningkat

Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu

DENPASAR (Dewannews.com) — Kinerja industri jasa keuangan di Provinsi Bali hingga April 2025 tercatat tumbuh positif dan tetap stabil. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat pertumbuhan signifikan pada penyaluran kredit, peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK), serta lonjakan jumlah investor pasar modal.

Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, mengatakan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di Bali tetap terjaga seiring dengan kuatnya permodalan, kecukupan likuiditas, serta manajemen risiko yang dilakukan secara prudent oleh pelaku industri.

“Sektor jasa keuangan di Bali menunjukkan pertumbuhan yang sehat dan terjaga. Ini menjadi indikator positif kepercayaan masyarakat dan dunia usaha terhadap prospek ekonomi di Bali,” ujar Kristrianti dalam keterangan pers di Denpasar, Selasa (2/7/2025).

Baca Juga:  AAI ON Dorong Mahasiswa Hukum Unwar Raih Integritas Tinggi Dalam Berperkara di Pengadilan

Kredit Tumbuh, UMKM Dominan

Per April 2025, penyaluran kredit oleh perbankan di Bali mencapai Rp113,72 triliun, tumbuh 6,93 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan April tahun lalu (6,65 persen yoy), meski sedikit melambat dibanding Maret 2025 (7,25 persen yoy).

Peningkatan kredit didorong oleh kredit investasi yang naik 16,49 persen yoy, menunjukkan masih tingginya optimisme pelaku usaha terhadap iklim bisnis di Bali.

Sebanyak 51,83 persen dari total kredit disalurkan kepada UMKM, mencatat pertumbuhan 4,28 persen yoy, lebih tinggi dari tingkat nasional (19,50 persen porsi kredit UMKM dan 2,65 persen pertumbuhan).

Baca Juga:  COCO Gourmet Resmi Dibuka di Discovery Shopping Mall

Sektor Perdagangan dan Pariwisata Unggul

Penyaluran kredit didominasi oleh sektor konsumtif (33,87 persen) serta sektor perdagangan besar dan eceran (28,34 persen). Sektor pariwisata juga menunjukkan pertumbuhan tinggi, khususnya pada subsektor penyediaan akomodasi dan makan-minum yang meningkat 20,50 persen yoy.

“Ini mencerminkan kebangkitan sektor pariwisata Bali pascapandemi dan menjelang high season pertengahan tahun,” jelas Kristrianti.

Baca Juga:  Solid dan Terjaga Stabil Kinerja Jasa Keuangan Prov. Bali Posisi Juni 2024

Risiko Kredit Terjaga, Likuiditas Aman

Kualitas kredit tetap terjaga dengan Non-Performing Loan (NPL) gross di angka 3,21 persen, turun dari April 2024 (3,25 persen). NPL net juga relatif stabil di level 2,23 persen. Sementara itu, rasio Loan at Risk (LaR) turun signifikan menjadi 11,48 persen, dari sebelumnya 16,01 persen pada April 2024.

DPK yang dihimpun mencapai Rp194,63 triliun, tumbuh 10,22 persen yoy, jauh di atas pertumbuhan nasional yang hanya 4,55 persen. Rasio kecukupan modal juga kuat: Capital Adequacy Ratio (CAR) BPR sebesar 34,64 persen, dan Cash Ratio (CR) sebesar 14,01 persen.

Baca Juga:  Ditangkap Bawa Ganja dari Qatar, WN Turki Terancam 15 Tahun Penjara

Pasar Modal dan Pembiayaan Juga Menguat

Jumlah investor pasar modal di Bali terus bertumbuh. Per April 2025, investor saham tercatat sebanyak 153.988 SID, naik 22,79 persen yoy. Nilai kepemilikan saham meningkat 18,13 persen yoy, sedangkan nilai transaksi naik 33,52 persen yoy menjadi Rp2,37 triliun.

Di sektor pembiayaan, piutang perusahaan pembiayaan mencapai Rp12,14 triliun, naik 8,01 persen yoy, dengan Non-Performing Financing (NPF) relatif rendah di angka 1,09 persen.

Penyaluran oleh perusahaan modal ventura di Bali mencapai Rp91,51 miliar, tumbuh 4,25 persen yoy, dengan NPF yang menurun menjadi 1,28 persen.

Baca Juga:  Sektor Jasa Keuangan Tetap Tangguh, Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Literasi, Inklusi, dan Pelindungan Konsumen

Dalam mendorong inklusi keuangan, OJK Bali telah melaksanakan 68 kegiatan edukasi keuangan hingga Mei 2025, menjangkau lebih dari 5.294 orang secara langsung dan 101.282 orang secara daring. Kegiatan ini mencakup program OJK Ngiring ke Banjar, edukasi untuk pelajar, ASN, pelaku UMKM, hingga masyarakat adat.

“Edukasi dan literasi keuangan menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem keuangan yang inklusif dan berdaya tahan,” tambah Kristrianti.

Baca Juga:  PLN Siap Buka Kolaborasi Besar! Bali Bisa Capai Net Zero Emission Sebelum 2060

OJK Bali juga menangani 245 pengaduan konsumen hingga Mei 2025. Mayoritas berasal dari sektor fintech peer to peer lending dan perbankan. Sebanyak 213 pengaduan telah selesai ditindaklanjuti, sisanya masih dalam proses penyelesaian.

Selain itu, OJK juga memberikan layanan penarikan data iDeb (Informasi Debitur) melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) kepada 4.846 pemohon, baik secara daring maupun langsung.

Baca Juga:  OJK Peduli 2025: UMKM Disabilitas di Bali Dapat Dukungan Finansial

Optimisme Tetap Dijaga

Dengan kondisi yang stabil dan kebijakan pengawasan yang adaptif, OJK optimistis sektor jasa keuangan di Bali akan terus tumbuh secara berkelanjutan. Sinergi dengan pemangku kepentingan seperti Bank Indonesia, LPS, pemerintah daerah, dan pelaku industri akan terus diperkuat.

“Kami berkomitmen memastikan industri jasa keuangan tumbuh sehat, inklusif, dan mampu mendukung pemulihan serta pembangunan ekonomi Bali,” pungkas Kristrianti. (r)