13/01/2025
13/01/2025

PLN Siap Bangun Pembangkit Listrik Berbasis Energi Terbarukan di Nusa Penida

 PLN Siap Bangun Pembangkit Listrik Berbasis Energi Terbarukan di Nusa Penida

Denpasar (Dewannews.com) PT PLN (Persero) berkomitmen mengembangkan pembangkit Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) di Nusa Penida demi mendukung pesatnya pembangunan pariwisata di pulau tersebut.

Hal ini sejalan dengan upaya PLN dalam mengakselerasi transisi energi dari energi fosil menjadi energi baru terbarukan serta sesuai dengan visi pemerintah dalam membangun ekosistem green tourism di Bali.

Demi mewujudkan hal ini, PLN menjabarkan rencana jangka pendek dan jangka panjang pembangunan pembangkit EBET di Nusa Penida untuk memastikan keberlanjutan pasokan listrik di pulau yang dijuluki The Blue Paradise ini.

Baca Juga:  CEO Forum 2024, Dirut PLN Ajak Selaraskan Langkah Wujudkan Mimpi Indonesia

Senior Manager Komunikasi & Umum PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Hamidi Hamid memaparkan rencana pembangunan energi berbasis EBET antara lain dengam penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) + Battery Energy Storage System (BESS) yang berkapasitas 4,5 mega watt (MW) di tahun 2025.

“Di tahun berikutnya yakni di 2026, akan ada juga pembangunan PLTS + BESS sebesar 10 MW dan bantuan hibah PLTS + BESS sebesar 3,5 MW,” jelasnya.

Ia menambahkan untuk rencana jangka panjang PLN memiliki ambisi untuk menghubungkan sistem 3 nusa yakni Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan dengan mengembangkan sistem Nusa Penida yang terinterkoneksi melalui kabel laut 20 kV dengan kapasitas sebesar 2 x 20 MW pada tahun 2029.

Baca Juga:  PLN Berikan Diskon Listrik 50% untuk 1,3 Juta Pelanggan di Bali, Dorong Pemulihan Ekonomi 2025

“Saat ini kebutuhan daya di Nusa Penida terus naik. Untuk melayani 21.238 pelanggan yang kebutuhan listriknya pada beban puncak mencapai 12,26 MW, PLN menyediakan pembangkit berkapasitas 14,45 MW, dengan cadangan daya mencapai 15,2 persen,” imbuh Hamidi.

Sebelumnya, di Pulau Nusa Penida telah dibangun PLTS + BESS yang berkapasitas 3,5 MW di lahan seluas 4,5 hektar. Pembangkit ini telah beroperasi pada Oktober 2022 untuk mendukung Konferensi tingkat Tinggi G20 lalu. Hingga saat ini, PLTS Hybrid ini konsisten memasok energi bersih bagi pulau tersebut dan mampu menurunkan emisi hingga 4,19 ribu ton CO2e per tahun di Pulau Bali.

Rencana pembangunan yang disusun PLN ini memperoleh dukungan oleh Komisi VII DPR RI dalam kegiatan Kunjungan Kerja Spesifik di Pulau Bali.

Baca Juga:  PLN Dukung Penuh Kontingen Shorinji Kempo Bali Berlaga di PON XXI Aceh – Sumut 2024

Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto menyampaikan bahwa Nusa Penida Pulau Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT G20 patut disyukuri namun di samping itu tekanan – tekanan global mengharuskan bangsa Indonesia untuk berkomitmen menekan emisi CO2.

Ia juga mengatakan bahwa G20 menandai komitmen bersama dalam menyukseskan transisi energi, sehingga apa yang telah dibangun tidak hanya simbolik saja namun secara keseluruhan memang terus menerus berupaya untuk mencapai NZE 2060.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P. Hutajulu yang menyampaikan bahwa aturan dan regulasi ketenagalistrikan melalui Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) disusun untuk mendukung pencapaian target NZE 2060.

Baca Juga:  Antisipasi Gangguan Layang - Layang, PLN dan MDA Perkuat Sinergi Sukseskan IAF 2024

Dalam kesempatan ini, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto turut menyampaikan bahwa RUPTL yang telah disusun saat ini merupakan RUPTL paling hijau dengan porsi pembangunan pembangkit EBET mencapai 20,9 giga watt (GW) di mana 5,2 GW diperuntukkan untuk pembangunan PLTS dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

Terakhir, dirinya berharap agar seluruh komponen dapat bekerja sama menyukseskan pembangunan EBET tak hanya di Pulau Nusa Penida, namun di seluruh wilayah Indonesia demi meningkatkan bauran EBET dan mempercepat transisi energi dan mencapai NZE 2060 mendatang. (jk/r)