Jaksa Tuntut Terdakwa Kasus Shabu dan Ekstasi 9 Tahun Penjara
DENPASAR-Dewannews.com|Jaksa Kejaksaan Tinggi Bali, Eddy Arta Wijaya dalam sidang, Kamis (2/2/2023) di Pengadilan Negeri Denpasar menuntut terdakwa Achmad Abdul Azis yang diduga kurir Narkotika jenis shabu dan ekstasi seberat total 8,55 gram netto dengan pidana penjara selama 9 tahun.
Jaksa dalam tuntutannya menyatakan terdakwa Achmad Abdul Azis terbukti bersalah tanpa hak menjadi perantara dalam jual beli atau menyerahkan Narkotika Golongan I dalam bentuk bukan tanaman yang beratnya melebihi 5 gram. Perbuatan terdakwa melanggar Pasal 114 ayat (2) UU Narkotika.
“Memohon kepada majelis hakim yang menyidangkan perkara ini untuk menghukum terdakwa Achmad Abdul Azis dengan pidana penjara selama 9 tahun,” sebut jaksa dalam surat tuntutannya yang dibacakan dalam sidang yang masih berlangsung secara online.
Jaksa dalam amar tuntutannya juga memohon kepada majelis hakim menghukum terdakwa untuk membayar denda Rp 2 miliar.”Dengan ketentuan apabila tidak dibayar diganti dengan hukuman kurungan selama satu tahun,” sebut jaksa dalam surat tuntutan.
Tuntutan hukuman yang lumayan tinggi yang dimohonkan jaksa ini bukan tanpa alasan. Yang pertama jaksa menyebut bahwa terdakwa tidak menunjang program pemerintah dalam rangka memberantas penyalahgunaan Narkotika. Selain itu, terdakwa juga pernah dihukum dengan kasus yang sama.
Sebagaimana terungkap dalam fakta persidangan yaitu keterangan dari saksi polisi menyebut bahwa terdakwa ditangkap pada tanggal 14 Oktober 2022 sekira pukul 22.00 WITA di kamar No.305 Singgah Homestay di Jalan Raya Seminyak No.42, Banjar Seminyak, Kuta, Badung.
Pada saat ditangkap, polisi langsung melakukan penggeledahan. Dalam penggeledahan itu petugas menemukan 5 buah plastik klip yang dibalut lakban warna hitam yang diduga berisikan Narkotika jenis shabu-shabu di saku celana terdakwa.
Polisi kembali menemukan barang bukti berupa 16 paket yang diduga sabu dan ekstasi sebanyak 13 paket Setelah dilakukan penimbangan terhadap shabu dan ekstasi beratnya mencapai 13,19 gram bruto atau 8,55 gram netto.
“Menurut pengakuan terdakwa barang bukti shabu dan ekstasi itu akan terdakwa tempel atas perintah orang yang bernama Buduh dengan upah sekali tempel Rp 50 ribu. Tapi terdakwa tidak mengetahui dimana keberadaan Buduh,” tandas saksi polisi sebagaimana tertulis dalam surat tuntutan jaksa.(Tim-DN)